Sabtu, 19 Maret 2016

Pengertian, Ruang Lingkup, dan Klasifikasi Agama Islam & Ruang Lingkup Ajaran Islam



Pengertian dan Ruang Lingkup Agama Islam

Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Pengertian Agama Islam
a. Secara Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
b. Secara Terminologi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
 Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ               
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)

Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi
sebagai berikut :

فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ                                                
 قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ                                    
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).

Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr yang berbunyi :

وَٱلۡعَصۡرِ (١                                                                                                               
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢                                                                                                 
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ  بِٱلصَّبۡرِ (٣                                     
Artinya :
1.      Demi masa.
2.      Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3.      Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan
muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
a)      Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
b)      Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
c)      Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
d) Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
e)   Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama Islam.

1. Ruang Lingkup Agama
Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:
  1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
  2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
  3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
2. Ruang Lingkup Agama Islam
Adapun Ruang Lingkup Agama Islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
  1. Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
  2. Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
  3. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah menyaksikannya sepanjang waktu.
Dari penjelasan di atas, Agama Islam memiliki tiga Ruang Lingkup yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 Ruang Lingkup Agama Islam.

Kemudian, yang termasuk muamalah dengan sesama makhluk adalah sebagai berikut :
  • Bermuamalah dengan manusia dalam kaitanya dengan Rasul, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, antar bangsa, dan sebagainya. (Q.S Al Hujuraat : 13 dan Al Maa-idah : 2)
  • Bermuamalah dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta. (Q.S Ibrahim : 19; Ali Imran : 191; Luqman : 20; Al Mu'minuun :71 dan Ar Ruum : 41).
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1.      Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2.      Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3.      Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4.      Islam Sebagai Jalan yang Lurus. Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5.      Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa- tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.

Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi 2
  1. Agama Wahyu, yakni ajaran Allah yang disampaikan kepada para Rasul-Ny, yaitu Islam. Agama Wahyu / Samawi (langit), kebalikan atau lawan Agama Budaya. Agama Samawi adalah Agama Wahyu di mana wahyu itu tidak diturunkan secara langsung kepada masyarakat, akan tetapi melalui Rasul atau Utusan Allah. Wahyu-wahyu itu diturunkan Malaikat kepada utusan itu
  2. Agama Budaya, adalah ajaran yang dihasilkan fikiran dan/atau persamaan manusia secara kumulatif.
1.Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·         Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu itulah agama wahyu lahir.
·         Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
·         Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
·         Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha Mengetahui segala-galanya.
·         Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.
·         Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan dalam ajaran agama langit itu.
·         Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
·         Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran dan hakikat kemanusiaan.
·         Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan(sains) modern.
·         Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa.

2.Agama budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut     :
·         Tidak dapat dipastikan kelahiranya karena mengalami proses pertumbuhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat
·         Tidak mengenal Utusan atau Rasul Allah
·         Tidak memiliki kitab suci
·         Ajaran agama budaya kebenaranya relative, terikat pada ruang dan waktu tertentu
·         Agama budaya berasal dari pengetahuan serta pengalaman manusia
·       Konsep ketuhanan agama budaya mulai dari dinamisme sampai kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme terbatas.
·         Dasar-dasar agama budaya bersifat relative
·         Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia
·         Hal-hal yang disebut agama budaya tentang alam sering dibuktikan kekeliruanya oleh sains
·         Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan manusia
Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu.
Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama Islam, hasilnya adalah sebagai berikut :
Ø  Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
Ø  Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
Ø  Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.
Ø  Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ø  Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
Ø  Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat, esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.
Ø  Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia di manpun dia berada.
Ø  Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanusiaan.
Ø  Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
Ø  Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.

 Ruang Lingkup Ajaran Islam
 
A.            Aqidah
Pendidikan aqidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki aqidah menyebabkan amalannya tidak mendapat pengiktirafan oleh Allah SWT. Ayat-ayat yang terawal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW di Makkah menjurus kepada pembinaan aqidah.

Pengertian Aqidah
Perkataan aqidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu ‘aqada’ yang berarti ikatan atau simpulan. Perkataan ini juga digunakan pada sesuatu yang maknawi seperti akad nikah dan akad jual beli. Dari ikatan atau simpulan yang maknawi ini maka lahirlah aqidah yaitu ikatan atau simpulan khusus dalam kepercayaan. Sementara dari segi istilah, aqidah bermaksud kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa seseorang sehingga tidak mungkin tercerai atau terurai.
Aqidah menurut istilah syara’ pula bermaksud kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat atau nilai-nilai yang mutlak, yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara" yaitu beriman Kepada Allah SWT, rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan perkara-perkaraghaibiyyat. Sedangkan dasar dari aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Didalam Al-Qur’an banyak disebut pokok-pokok aqidah, yakni keimanan, maka aqidah disini identik dengan keimanan.
Dalam sebuah hadis riwayat imam Muslim di sebutkan:
”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar ketentuan baik dan buruk. ’(Al-Hadits).

Tujuan Aqidah Islam
Tujuan aqidah Islam bagi setiap muslim adalah:
·         Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir. Hal ini karena manusia adalah makhluk yang berketuhanan sejak ia dilahirkan.
·      Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntutan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan YME.
·       Menghindarkan diri dari pengaruh akal yang menyesatkan manusia. Manusia diberi kelebihan oleh Allah berupa akal pikiran. Pendapat atau faham ini semata-mata didasarkan akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri.
·      Oleh karena itu, pikiran manusia perlu dibimbing oleh aqidah Islam, agar terhindar dari kehidupan yang sesat.

Keimanan
Iman merupakan unsur utama kepada aqidah. Dari segi bahasa Iman berasal dari kata “amana-yu’ minu-imanan” yang berarti percaya. Menurut istilah, iman berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan anggota badan (beramal).
Iman kepada Allah artinya meyakini adanya Allah dengan sepenuh hati tanpa adanya keraguan sedikitpun, karena Dia-lah yang kita sembah, yang Esa, lagi Pencipta, yang pertama lagi permulaan, yang akhir tanpa penghabisan, pemilik keagungan dan kesempurnaan Dia-lah Allah yang Esa.
Sebagaiman firmannya:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
Artinya:
(1)Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2)Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,(4) Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia." (qs.al-iklas 1-4)
Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam dikenali sebagai Rukun Iman ialah enam perkara :
a)      Beriman kepada Allah SWT.
b)      Beriman kepada Malaikat
c)      Beriman Kepada Kitab-kitab-Nya
d)     Iman Kepada Para Rasul  
e)      Iman Kepada Hari Akhir
f)       Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah

B.             Akhlak
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.

Pengertian Akhlak
Secara Etimologi, ahklak adalah perkataan ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab yang jama’nya dari bentuk mufrad ‘Khuluqun’ yang menurut  logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkannya dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-ulang dengan kecenderungan hati atau disebut sadar.

C. Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululah Saw.

Syariah meliputi 2 bagian utama:
a.    Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal). Tata cara dan syarat-rukunya terinci dalam Al-Qur’an dan Sunah.  Misalnya: shalat, zakat, puasa
b.    Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya: munakahat, dagang, bernegara, dll.
  
Syari’ah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh. Dalam menjalankan syari’ah Islam, ada beberapa yang perlu menjadi pegangan:
a.    Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunah menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan).
b.    Syari’ah Islam telah memberi aturan yang jelas apa yang halal dan haram, maka :
-     Tinggalkan yang subhat (meragukan)
-     Ikuti yang wajib, jauhi yang haram, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele
c.    Syari’ah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki kemudahan. Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja dan kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan.
d.   Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syari’ah.Syari’ah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar.

KESIMPULAN
Arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan dengan sepenuh hati kepada kehendak Illahi. Kehendak Illahi yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, bermanfaat untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan hidupnya.
Kerangka dasar agama Islam meliputi :
1.      Aqidah, yakni iman atau keyakinan
2.      Syari’ah, yakni jalan yang harus ditempuh oleh setiap umat Islam
3.      Akhlaq, yakni sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk
Akidah ,akhlak dan Syari’ah  merupakan dasar bagi umat islam dalm menjalankan agamanya. Jika 3 hal tersebut sudah dipegang teguh sebagai pedoman hidup, Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan suatu sitem akidah dan syari’ah serta akhlaq yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Senantiasa kita selalu melakukan pekerjaan apapun berlandaskan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh-Nya. Dan kita akan bisa menghindarkan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tercela.


SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar